Selasa, 07 Februari 2012

Empat Level Gelombang Otak Manusia



Berbicara tentang masa depan adalah bagaimana caranya agar perjalanan hidup kita selalu diselimuti oleh spirit optimisme yang mengalir secara terus-menerus. Sedangkan yang terjadi dalam kehidupan kita selalu dihadapkan dengan tantangan-tantangan yang beragam bahkan kita sering jatuh dan tenggelam dalam persoalan itu. Kemudian kita mencari kata-kata bijak untuk dijadikan motivasi agar kita selalu tetap tegar menghadapinya. dan itu sering kita dapati disaat kita membaca buku buku, majalah ato blog blog bermutu. 

Nah, coba tengok keseharian kita, kenapa dalam kehidupan sehari-hari kita sering mengalami perasaan cemas, stress, marah, galau, gelisah, sedih, atau bahkan sebaliknya kita merasa senang, bahagiaa, rileks, tentram dan damai. tentunya semua itu tidak terlepas dari pengaruh kerja otak yang disebabkan oleh gelombang otak kita. bagaimana itu bisa terjadi...? mari kita simak temuan para Ahli Saraf mengenai gelombang otak kita.

Para ahli saraf (neurolog) telah menemukan empat level gelombang otak kita. Melalui serangkaian eksperimen dan alat ukur yang bernama EEG (Electro EncephaloGram), mereka menemukan ternyata terdapat empat level getaran dalam otak kita. Mari kita simak bersama empat gelombang kesadaran itu.
GELOMBANG OTAK MANUSIA

Beta (14 – 100 Hz). Dalam frekuensi ini kita tengah berada pada kondisi aktif terjaga, sadar penuh dan didominasi oleh logika. Inilah kondisi normal yang kita alami sehari-hari ketika sedang terjaga (tidak tidur). Kita berada pada frekuensi ini ketika kita bekerja, berkonsentrasi, berbicara, berpikir tentang masalah yang kita hadapi, dll. Dalam frekuensi ini kerja otak cenderung memantik munculnya rasa cemas, khawatir, stress, dan marah. Gambar gelombang otak kita dalam kondisi beta adalah seperti dibawah ini.

Alpha (8 – 13.9 Hz). Ketika otak kita berada dalam getaran frekuensi ini, kita akan berada pada posisi khusyu’, relaks, meditatif, nyaman dan ikhlas. Dalam frekuensi ini kerja otak mampu menyebabkan kita merasa nyaman, tenang, dan bahagia. Berikut gambar gelombang alpha.

Theta (4 – 7.9 Hz). Dalam frekuensi yang rendah ini, seseorang akan berada pada kondisi sangat khusyu’, keheningan yang mendalam, deep-meditation, dan “mampu mendengar” nurani bawah sadar. Inilah kondisi yang mungkin diraih oleh para ulama dan biksu ketika mereka melantunkan doa ditengah keheningan malam pada Sang Ilahi. Berikut gambar gelombang otak kita ketika berada dalam kondisi theta.

Delta (0,1 – 3,9 Hz). Frekuensi terendah ini terdeteksi ketika orang tengah tertidur pulas tanpa mimpi. Dalam frekuensi ini otak memproduksi human growth hormone yang baik bagi kesehatan kita. Bila seseorang tidur dalam keadaan delta yang stabil, kualitas tidurnya sangat tinggi. Meski tertidur hanya sebentar, ia akan bangun dengan tubuh tetap merasa segar.

Nah, penyelidikan menunjukkan bahwa proses penumbuhan keyakinan positif dalam pikiran kita akan berlangsung dengan optimal jika otak kita tengah berada pada kondisi Alpha (atau juga kondisi Theta). Dalam frekuensi inilah, kita bisa menginjeksikan energi positif dalam setiap jejak sel saraf kita secara mulus. Apabila kita merajut keyakinan positif dan visualisasi keberhasilan dalam kondisi alpha, maka rajutan itu benar-benar akan menembus alam bawah sadar kita. Pada gilirannya, hal ini akan memberikan pengaruh yang amat dahsyat pada pola perilaku kita ketika berproses menuju puncak keberhasilan yang diimpikan.

referensi :
www.strategimanajemen.net
en.wikipedia.org/wiki/Electroencephalography

Tidak ada komentar:

Posting Komentar